Potensi Penjualan Alat Berat 2013
Pertumbuhan penjualan alat berat selama tahun 2012 terkoreksi cukup besar, yaitu mengalami penurunan sebesar 17% dibanding penjualan pada tahun 2011.
Jika selama tahun 2011 penjualan alat berat mencapai 17.360 unit, maka selama tahun 2012 penjualan alat berat hanya mencapai 14.421 unit saja.
Lalu, bagaimana potensi pertumbuhan industri alat berat pada tahun 2013? Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhannya?
Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk diketahui, agar perusahaan-perusahaan dapat merencanakan pengembangan bisnis secara matang. Termasuk membuat strategi yang lebih baik dalam mensiasati perkembangan bisnis yang ada.
Penurunan penjualan ini dipengaruhi berbagai faktor. Beberapa faktor yang dipercaya cukup mempengaruhi adalah harga-harga komoditas, pertumbuhan ekonomi, perubahan suku bunga, dan pertumbuhan industri yang terkait dengan industri alat berat.
Penelitian kami menunjukan bahwa, ternyata faktor terbesar yang mempengaruhi penjualan alat berat adalah industri pertambangan batubara. Pertama, karena pangsa pasar terbesar penjualan alat berat saat ini adalah sektor pertambangan. Kedua, ekspor batubara Indonesia adalah yang terbesar di dunia selama tahun 2012. Ketiga, korelasi yang positif antara perubahan harga batubara dengan pertumbuhan penjualan alat berat.
Ketika harga batubara mengalami penurunan selama tahun 2012, maka sebagian besar perusahaan batubara langsung mengalami “pukulan” berat. Kinerja keuangan terkoreksi tajam. Ada perusahaan yang mengalami penurunan laba, bahkan ada perusahaan yang sampai mengalami kerugian.
Menurunnya kinerja keuangan perusahaan batubara, secara otomatis mempengaruhi daya beli. Meskipun alat berat merupakan salah satu alat utama dalam operasional, namun jumlah alat berat yang mampu dibeli, baik oleh perusahaan kontraktor pertambangan maupun perusahaan pertambangan, akan terkoreksi.
Potensi penjualan 2013
Prediksi penjualan alat berat tahun 2013 diprediksi tidak mengalami perubahan yang berarti. Karena, harga batubara juga diprediksi masih berkisar pada harga di bawah 100 US$/Ton. Lemahnya harga batubara tidak terlepas dari resesi ekonomi yang melanda Negara-negara Eropa dan melambatnya pertumbuhan ekonomi Cina.
Pada tahun 2013, pertumbuhan ekonomi Indonesia diprediksi oleh Bank Dunia hanya pada angka 6,2%. Padahal sebelumnya, Bank Dunia memprediksi di angka 6,3%. Hal ini dilakukan Bank Dunia karena pertumbuhan investasi Indonesia yang moderat.
Sedangkan Bank Indonesia, sebelumnya memproyeksi pertumbuhan ekonomi dalam negeri sekitar 6,3%-6,8% pada 2013. Namun, saat ini Bank Indonesia merevisi turun proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2013 menjadi 6,2%-6,6%. Hal ini didasarkan atas terjadinya moderasi pada konsumsi domestik dan investasi, terutama investasi nonbangunan.
Selain pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penjualan alat berat merek Komatsu juga dapat memberikan informasi potensi penjualan alat berat di Indonesia. Karena, penjualan alat berat Komatsu menguasai pangsa pasar sebesar 48% selama tahun 2012. Kemudian diikuti penjualan Caterpillar sebesar 19%, Hitachi 18%, Kobelco 13%, dan merek lainnya sebesar 4%.
Pertumbuhan penjualan alat berat Komatsu selama Januari sampai Maret 2013, ternyata tidak sebaik penjualan di tahun 2012. Hal ini memberikan indikasi atu sinyal bahwa total penjualan alat berat selama tahun 2013 akan stagnan atau lebih kecil dari tahun 2013.
Jadi, berdasarkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang sama seperti tahun lalu dan harga batubara yang masih belum bergairah, maka pertumbuhan penjualan alat berat Indonesia diprediksi akan sama seperti tahun lalu atau mengalami sedikit penurunan. Kecuali jika perusahaan dan distributor alat berat mampu membuat strategi bisnis dan penjualan yang ampuh. Misalnya dengan mengoptimalkan pasar di sektor industri lain, seperti industri perkebunan, industri kehutanan, dan sektor konstruksi.***
Sumber Gambar: Laporan Industri: Kinerja Industri Alat Berat
***
Saya ingin mendapatkan Industry Insight secara rutin.